AKU DAN KAKAK KU

publish on: Sabtu, 24 September 2011
Share |
Ini mungkin sebuah pengalaman
yang paling gila (menurutku),
karena orang pertama yang
mengajarkan seks kepadaku
adalah kakak kandungku sendiri.
Aku adalah seorang gadis berumur 18 tahun (sekarang),
dan kakakku sendiri berusia 23
tahun. Sudah lama aku mengetahui
kelainan yang ada pada diri
kakakku. Karena ia sering
mengajak teman perempuannya untuk tidur di rumah, dan karena
kamarku berada persis di sebelah
kamarnya, aku sering mendengar
suara-suara aneh, yang kemudian
kusadari adalah suara rintihan dan
kadang pula teriakan-teriakan tertahan. Tentu saja meskipun
orang tuaku ada di rumah mereka
tak menaruh curiga, sebab
kakakku sendiri adalah seorang
gadis. Ketika aku mencoba
menanyakannya pada awal
Agustus 1998, kakakku sama sekali
tidak berusaha menampiknya. Ia
mengakui terus terang kalau ia
masuk sebuah klub lesbian di kampusnya, begitu juga dengan
kekasihnya. Waktu itu aku merasa
jijik sekaligus iba padanya, karena
aku menyadari ada faktor
psikologis yang mendorong
kakakku untuk berbuat seperti itu. Kekasihnya pernah
mengecewakannya, kekasih yang
dicintainya dan menjadi tumpuan
harapannya ternyata telah
menikah dengan orang lain karena
ia telah menghamilinya. Kembali pada masalah tadi, sejak itu aku
jadi sering berbincang-bincang
dengan kakakku mengenai
pengalaman seksnya yang
menurutku tidak wajar itu. Ia
bercerita, selama menjalani kehidupan sebagai lesbian, ia
sudah empat kali berganti
pasangan, tapi hubungannya
dengan mantan-mantan pacarnya
tetap berjalan baik. Begitulah kadang-kadang, ketika ia
kembali mengajak pasangannya
untuk tidur di rumah, pikiranku jadi
ngeres sendiri. Aku sering
membayangkan kenikmatan yang
tengah dirasakannya ketika telingaku menangkap suara
erangan dan rintihan. Aku tergoda
untuk melakukannya. Pembaca,
hubunganku yang pertama
dengan kakakku terjadi awal tahun
2000, ketika ia baru saja putus dengan pasangannya. Ia
memintaku menemaninya tidur di
kamarnya, dan kami menonton
beberapa CD porno, antara tiga
orang cewek yang sama-sama
lesbian, dan aku merinding karena terangsang secara hebat
mengingat kakakku sendiri juga
seperti itu. Awalnya, aku meletakkan kepalaku
di paha kakakku, dan ia mulai
mengelus-elus rambutku.
Aku“ sayang kamu, makasih ya,
mau nemenin aku”, katanya
berbisik di telingaku. Mendengar hal itu, spontan aku
mendongakkan wajah dan kulihat
matanya berlinang, mungkin ia
teringat pada kekasihnya. Refleks,
aku mencium pipinya untuk
menenangkan, dan ternyata ia menyambutnya dengan reaksi lain.
Di balasnya kecupanku dengan
ciuman lembut dari pipi hingga ke
telingaku, dan di sana ia menjilat
ke dalam lubang telingaku yang
membuat aku semakin kegelian dan nafsuku tiba-tiba saja naik. Aku tak
peduli lagi meski ia adalah kakakku
sendiri, toh hubungan ini tak akan
membuatku kehilangan
keperawanan. Jadi kuladeni saja
dia. Ketika ia menunduk untuk melepaskan kancing-kancing
kemejaku, aku menciumi kuduknya
dan ia menggelinjang kegelian.
Oh“.. all..”, desahnya.
Aku semakin liar menjilati bagian
tengkuknya dan memberi gigitan- gigitan kecil yang rupanya disukai
olehnya. Ketika kusadari bahwa kemejaku
telah terlepas, aku merasa
tertantang, dan aku membalas
melepaskan T-shirt yang ia
kenakan. Ketika ia menunduk dan
menjilati puting susuku yang rupanya telah mengeras, aku
menggelinjang. Kakakku demikian
lihai mempermainkan lidahnya,
kuremas punggungnya.
Oohh“.. Kaakk, ah.. geli”, Ia
mendongak kepadaku menatap mataku yang setengah terkatup,
dan tersenyum.
Kamu“ suka?”.
Yah“..”, kujawab malu-malu,
mengakui. Ia kembali mempermainkan
lidahnya, dan aku sendiri
mengusap punggungnya yang
telanjang (kakakku tak biasa pakai
bra ketika hendak tidur) dengan
kukuku, kurasakan nafasnya panas di perutku, menjilat dan
mengecup. Aku memeluknya erat-
erat, dan mengajaknya rebah di
peraduan, lantas kutarik tubuhku
sehingga ia berada dalam posisi
telentang, kubelai payudaranya yang kencang dan begitu indah,
lantas kukecup pelan-pelan sambil
lidahku terjulur, mengisap
kemudian membelai sementara
jemariku bermain di pahanya yang
tidak tertutup. Aku menyibakkan rok panjang yang dipakainya kian
lebar, dan kutarik celana
dalamnya yang berwarna merah
sementara ia sendiri mengangkat
pantatnya dari kasur untuk
memudahkanku melepaskan CD yang tengah dipakainya. Ketika aku meraba ke pangkal
pahanya, sudah terasa begitu
basah oleh cairan yang
menandakan kakakku benar-benar
sedang bergairah. Aku sendiri
terus menggelinjang karena remasannya di payudaraku, tapi
aku ingin lebih agresif dari pada
dia, jadi kubelai lembut
kemaluannya, dan merasakan
jemariku menyentuh clitorisnya,
aku membasahi jemariku dengan cairan yang ada di liang
senggamanya kemudian kuusap
clitorisnya, lembut pelan,
sementara ia mendesah dan
kemudian meremas rambutku kuat-
kuat. Oh“.. Yeahh.. Ukkhh, ahh, terus,
teruss, ahh”, celoteh kakakku
dengan ributnya. Aku terus
mengusap clitoris kakakku, dan
tiba-tiba kurasakan tubuhnya
mengejang kuat-kuat, jemarinya meremas punggungku, lantas ia
merebah lemas. Aku memandang ke wajahnya
yang bersimbah keringat, “Sudah
Kak?” Ia mengangguk kecil dan
tersenyum.
Thanks“ yah”, aku mengedik.
Aku belum puas, belum. Kukeringkan jemariku sekaligus
kemaluan kakakku, kemudian aku
turun, dan menciumi pahanya.
Ohh“.. teruskan terus.. yeah..
terus..”, aku tak peduli dengan
erangan itu, aku mendesakkan kepalaku di antara kedua pahanya
dan sementara aku mulai menjilati
selangkangannya, kulepaskan
ritsluiting rok kakakku, dan
menariknya turun. Aku juga
melepaskan sendiri celana jeans pendek yang tengah kupakai,
kemudian aku memutar badanku
sehingga kemaluanku berada tepat
di atas wajah kakakku. Ia mengerti
dan segera kami saling menjilat,
pantat serta pinggul kami terus berputar diiringi desahan-desahan
yang makin menggila. Aku terus
menjilati clitorisnya, dan
kadangkala kukulum, serta kuberi
gigitan kecil sehingga kakakku
sering berteriak keenakan. Kurasakan jemarinya bergerak
mengelusi pantatku sementara
tangan kirinya merayap ke pinggir
dipan. Sebelum aku menyadari apa yang
ia lakukan, ia menarik tanganku
dan menyerahkan sebuah penis
silikon kepadaku.
Kak“?”, bisikku tak percaya.
Masukkan“, masukkaan, please..” Ragu, aku kembali ke posisi semula
dengan ia terus menjilati clitorisku,
kumasukkan penis buatan itu
perlahan-lahan, dan kurasakan ia
meremas pantatku kuat-kuat,
pinggulnya berputar kian hebat dan kadang ia mendorong
pantatnya ke atas, aku sendiri
menyaksikan penis itu masuk ke
lubang kemaluan kakakku dan
asyik dengan pemandangan itu,
kusaksikan benda tersebut menerobos liang senggamanya
dan aku membayangkan sedang
bersetubuh dengan seorang lelaki
tampan yang tengah mencumbui
kemaluanku. Lama kami berada dalam posisi
seperti itu, sampai suatu ketika aku
merasakan ada sesuatu di dalam
tubuhku yang membuatku seolah
merinding seluruh tubuh karena
nikmatnya, dan tahu-tahu aku menegang kuat-kuat, “okh.. kaakk..
ahh.. ahh!” Tubuhku serasa luluh
lantak dan aku tahu aku telah
mengalami orgasme, kucium paha
kakakku dan kumasukkan penis
silikon itu lebih cepat, dan pada ritme-ritme tertentu, kumasukkan
lebih dalam, kakakku mengerang
dan merintih, dan terus-terang,
aku menikmati pemandangan yang
tersaji di depanku ketika ia
mencapai orgasme. Terakhir, aku mencium clitorisnya, kemudian
perut, payudara dan bibirnya.
Lantas ketika ia bertanya, “Nyesel
nggak?” aku menggeleng dengan
tegas. Malam itu kami tidur dengan
tubuh telanjang bulat, dan sekarang kami kian sering
melakukannya.


May... Read More About
Thanks Dah Mampir

masih 0 komentar untuk AKU DAN KAKAK KU

Posting Komentar

Arsip Blog

Cari Arsip Blog Ini

Pengikut

Mengenai Saya

wangayo,tolai, palu,sulawesi tengah, Indonesia
anak asli wangayo conkz
Powered By Blogger

Daftar Blog Saya

#top I powered by blogger.com