kita?” Papa mengajukan usul. Sekarang“ Papa harus menyiapkan bahan untuk rapat dengan klien,” kata papa. Nanti“ mama bisa tahu rencana kita dong, Pa,” kata Shasa. Kita“ kan bisa curi-curi kesempatan,”
papa menenangkan Shasa. Shasa terkikik mendengarnya. Duhh.. ada-ada saja papa ini. Curi-curi kesempatan? Kok seperti judul sinetron saja. Malam harinya, setelah melalui perdebatan seru antara Shasa dan papa, tercapai juga kata sepakat kejutan apa yang akan diberikan untuk mama yang akan berulang tahun. Papa dan Shasa akan menyiapkan sarapan untuk mama. Menunya Roti Bakar yang dalamnya ditaburi meises dan susu
kental. Bagian luarnya diberi parutan keju dan ditambahkan susu kental. Minumnya teh hijau kesukaan mama. Hmmm.. Membayangkannya saja sudah membuat air liur Shasa menetes. Untuk memuluskan rencana mereka, Shasa sengaja merayu mama menemaninya tidur. Biasanya“ Shasa tidur sendiri di kamar Shasa. Kenapa malam ini minta ditemani?” mama mengerutkan keningnya. Shasa“ kangen ingin ditemani mama. Sekali ini saja deh, Ma, ya..ya..ya..” Shasa mengeluarkan jurus rayuannya. Sekali“ ini saja loh, Sha,” mama menegaskan. Shasa melonjak dan memeluk mama. Hmmm.. Besok mama pasti senang ketika bangun pagi sarapannya sudah tersedia. Keesokan paginya sebuah tepukan
dan ciuman membangunkan Shasa. Ayo“ bangun sayang.. Nanti kesiangan loh..” sebuah suara lembut terdengar. Shasa membuka matanya. Dilihatnya mama sedang tersenyum memandangnya. Shasa
mengucek-ngucek matanya. Direntangkannya tangannya dan diputarnya badannya ke kiri dan ke kanan. Sesuatu tiba-tiba menyentakkannya. Mengapa mama yang membangunkannya? Bukankah seharusnya papa yang membangunkan dirinya dan bersama-sama mereka akan mengucapkan selamat ulang tahun untuk mama? Setelah mama keluar dari kamarnya, Shasa berlari menuju kamar orangtuanya. Dibukanya pintu kamar dan dilihatnya papa masih berbaring di tempat tidur. Shasa menarik selimut yang menutupi papa. Ditepuk-tepuknya pipi papa. Pa“.. Papa.. bangun dong.. Rencana kita gagal nih, Pa,” Shasa menarik selimut yang menyelimuti papa. Dilihatnya mata papa mulai bergerak-gerak. Aduh“ papa.. sarapannya bagaimana?” Shasa menggoyang- goyangkan tubuh papanya. Papa terduduk dengan terkejut. Lohh“.. kenapa alarmnya tidak berbunyi ya, Sha?” tanya papa bingung. Mereka berpandangan. Sama-sama tidak tahu harus bagaimana. Mama muncul di pintu kamar dan memandang mereka berdua dengan heran. Kalian“ bukannya Sholat Subuh kok malah bengong di tempat tidur?” tanya mama. Papa dan Shasa berpandangan. Semalam“ Papa menyalakan alarm tapi kenapa tidak berbunyi ya?” tanya Papa bingung. Oohh“.. Alarmnya berbunyi tapi berhubung mama lihat papa tidak terbangun ya mama matikan. Lagipula Mama lihat baru pukul setengah lima pagi.” kata mama. Memangnya“ ada apa sih?” tanya mama sedikit bingung. Rencananya“ papa mau bangun pagi dan menyiapkan sarapan buat mama. Hari ini mama kan berulang tahun. Tapi ternyata papa malah bangun kesiangan,” kata Shasa sambil memandang sebal ke arah papa. Habis“ alarmnya bunyinya berbisik sih jadi tidak terdengar oleh Papa,” kilah Papa. Mama tertawa kecil mendengarnya. Ada-ada saja Papa ini masa’ alarm bisa berbisik. Selamat“ Ulang Tahun, Ma,” Papa berkata sambil menghampiri mama dan mencium pipi mama. Shasa tidak mau kalah. Diciumnya kedua pipi mama. Terima“ kasih Papa. Terima kasih Shasa sayang. Buat Mama, kalian ingat ulang tahun Mama sudah merupakan kejutan yang indah,” kata mama sambil memeluk Shasa. Sekarang“ lekas Sholat Subuh. Setelah itu Shasa mandi dan sarapan,” perintah mama. Sebelum mengambil air wudhu, Shasa sempat melihat menu sarapannya. Roti bakar meises dengan parutan keju dan susu kental. Uhmm.. Mantap!! Gara“-gara alarm berbisik, Shasa gak jadi deh menikmati roti bakar buatan Papa,” komentar Shasa membuat mama tertawa lepas sementara papa tersipu malu.
masih 0 komentar untuk ALARM BERBISIK
Posting Komentar