mencari makanan untuk makan malam. Kini mereka bagaikan dua bersaudara yang tak dapat dipisahkan. Minggu ini minggu ke4. Saat Poci dan Pecola sedang bersenda gurau, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu rumah Pecola. “ Halo ada orang disini?” gumamnya. “ Iya tunggu sebentar,“ jawab Pecola. Saat Pecola membuka pintu tiba – tiba Poci langsung menyambar dan memeluk kedua orang itu. Ternyata, kedua orang itu orang itu dalah orang tua Poci. Setelah beberapa jam menjelaskan kepergiannya dari rumah dan meminta maaf, orang tua Poci tiba-
tiba mengajak Pecola menjadi anak
angkatnya. Mendengar itu Poci dan Pecola sangat senang karena mereka tidak harus berpisah dan menjadi satu keluarga.petualangan, bahkan monster- monster yang menyeramkan. Dia sering sekali menceritakan khayalannya pada teman- temannya. Akan tetapi sering kali ia hanya ditertawakan oleh teman- temannya. Hal itu membuat Poci marah kepada teman-temanya. Akibatnya sekarang tidak ada yang mau mendekati Poci, karena cerita khayalannya itu . Pada suatu hari timbul niat untuk pergi berpetualang dan mendapatkan bukti agar teman- temannya percaya kepadanya. Pada suatu malam ketika semua penghuni rumah sedang tidur, diam – diam Poci menyelinap pergi dari rumah. Ia pergi sendiri ke sebuah Hutan. Walaupun agak takut Poci tetap memberanikan dirinya. Keesokan harinya ketika miss Pott mau membangunkan Poci, Poci sudah tidak ada di kamarnya. Saking paniknya mis Pott sampai menabrak tembok ketika ia hendak ke kamar Albert untuk membangunkan suaminya yang masih tidur dengan lelap. Sementara orang di rumah panik, Poci yang ada di dalam hutan sedang kelaparan. Karena ia benar-benar kehabisan makanan, akhirnya Poci terpaksa makan buah-buahan yang ada didalam hutan namun ia harus berhati-hati karena didalam hutan banyak sekali buah yang beracun. Ia memilihnya satu persatu dengan cermat sebelum ia memakannya. Ada buah yang bisa mengakibatkan gatal-gatal, sakit perut, juga bintik-bintik hijau di sekujur tubuh. Waktu berkalan dengan cepatnya. Malam pun tiba Poci kebingungan mencari tempat untuk tidur. Sementara langit tampak mendung, hujanpun turun sangat deras terpaksa Poci berteduh di bawah pohon. Tiba-tiba terdengar sura ular mendesis. ternyata ular itu ada di belakang Poci dan bersiap untuk memangsanya. Dengan sekuat tenaga Poci melarikan diri. Ia seakan-akan pergi berlari mengelilingi hutan. Ular itu pun berhenti mengejarnya, akhirnya Poci pun berhasil meloloskan diri. Kali ini Poci berteduh di dalam gua. Dari dalam gua terdengar suara raungan Beruang . Ternyata beruang itu marah kapada Poci yang berda didalam guanya. Karena Poci sangat takut akhirnya ia pun melarikan diri lagi dan berhasil meloloskan diri dari ancaman beruang yang ingin memangsanya. Sekarang ia berteduh di bawah pohon beringin. Ia basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tiba- tiba saja ia menangis karena ia lapar, kedinginan, dan rindu kedua orangtuanya. Ia menyesali perbuatannya yang menyelinap kehutan. Ia sadar betapa berbahayanya mahkluk kecil masuk ke hutan belantara yang begitu luasnya. Poci menangis sampai pagi dan akhirnya tertidur. Kini matahari telah terbit ,ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Akan tetapi, ia sadar sekarang ia sudah terlanjur tersesat di pedalaman hutan entah dimana . Setelah menyadari hal itu, Ia kembali menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba disampingnya ada seorang kurcaci yang seumuran dengannya bertanya Kamu“ kenapa menangis?” . A“..aku tersesat di hutan ini.“ jawabnya sambil mengusap air mata nya . Tenang“ ayo ikut kerumahku “ jawabnya sambil tersenyum. Lalu Poci pergi kerumahnya. Sesampainya disana Poci disuguhi segelas coklat panas . Ini“ minumlah untuk menghangatkan tubuhmu” katanya. Terimakasih“” jawab Poci. Bolehkah“ aku bertanya?” tanya poci. Mau“ bertanya apa?” jawabnya. Siapa“ namamu? dan kenapa rumahmu di hutan belantara mengapa bukan di negeri kurcaci” tanya Poci. Namaku“ Pecola” jawabnya. Lalu seketika Poci tertawa mengakak-ngakak. Aku“ sudah tahu pasti kamu akan menertawaiku karena namaku yang seperti anak perempuan iya kan.” “ I…iya “ jawab Poci sambil tertawa. Poci“ dengarkan aku, aku dulu adalah anak keluarga sederhana di lembah kurcaci bagian timur. Aku, bisa tinggal disini karena 3 tahun yang lalu orangtuaku meninggal di hutan ini saat mendaki gunung bersamaku mereka dimakan oleh ular yang ganas sehinga tubuh kedua orangtuaku terluka parah hingga tak dapat diselamatkan nyawanya. Aku“ mendirikan rumah tempatku tinggal sekarang ini, dengan kedua tanganku sedangkan aku mengubur jasad ayah dan ibuku di belakang rumah ini. Ayah dan ibuku yatim piatu sehingga aku yang ditinggal sendirian kini tak memiliki keluarga untuk menumpang tinggal. Lagipula akupun tak tahu cara keluar dari hutan ini. Seandainya aku dapat keluar dari hutan ini pun di negeri kurcaci aku tetap tinggal sendirian dan tidak mempunyai tempat untuk bernaung oleh karena itu aku memutuskan tinggal sendirian di hutan ini. Mencari makan pun aku selalu sendirian. Nah Begitulah kisah hidupku." Poci yang mendengar kisah hidup Pecola pun merasa sedih sampai akhirnya ia menangis tersedu- sedu. Poci“ tenanglah pasti kedua orang tuamu sedang mencarimu” kata Pecola. Terimakasih“ Pecola” jawab Poci dengan suara lirih. Mulai“ sekarang tinggal lah dulu di rumahku“ kata Pecola. Baik“” jawab Poci. 3 minggu telah berlalu Poci dan Pecola tinggal bersama. Setiap sore, Poci membantu Pecola
mencari makanan untuk makan malam. Kini mereka bagaikan dua bersaudara yang tak dapat dipisahkan. Minggu ini minggu ke4. Saat Poci dan Pecola sedang bersenda gurau, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu rumah Pecola. “ Halo ada orang disini?” gumamnya. “ Iya tunggu sebentar,“ jawab Pecola. Saat Pecola membuka pintu tiba – tiba Poci langsung menyambar dan memeluk kedua orang itu. Ternyata, kedua orang itu orang itu dalah orang tua Poci. Setelah beberapa jam menjelaskan kepergiannya dari rumah dan meminta maaf, orang tua Poci tiba-
tiba mengajak Pecola menjadi anak
angkatnya. Mendengar itu Poci dan Pecola sangat senang karena mereka tidak harus berpisah dan menjadi satu keluarga.
masih 0 komentar untuk POCI SI KURCACI YANG TERSESAT
Posting Komentar