wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus kuhabiskan sendiri.” Makasih“ ya, Sha,” kata Rara. Tuh“ kan.. Enak kalau tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara lagi. Iya“ memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main, tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan Rara tiba. Sekarang giliran Rara yang terdiam. Tak ada lagi percakapan. Masing-masing asyik menikmati makanan di jam istirahat pertama itu sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dilanjutkan. Hari“ ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi. Iya“,” jawab Rara pendek.
ADIK KU TERSAYANG bagian 2
publish on: Sabtu, 24 September 2011
Shasa tidak menjawab. Ia ikut menemani Rara antri membeli Roti Burger. Setelah itu mereka bergegas kembali ke dalam kelas. Dari dalam tas tempat membawa bekal, Shasa mengeluarkan sebuah bungkusan. Ini“ buat kamu dan Rina,” kata Shasa sambil menyodorkan bungkusan itu. Apaan“ nih?” tanya Rara dengan suara yang tidak jelas terhalang oleh makanan yang ada di dalam mulutnya. Biskuit“ wafer berlapis coklat,” jawab Shasa. Kemarin“ papaku baru pulang dari Batam. Dia membawa beberapa macam biskuit
wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus kuhabiskan sendiri.” Makasih“ ya, Sha,” kata Rara. Tuh“ kan.. Enak kalau tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara lagi. Iya“ memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main, tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan Rara tiba. Sekarang giliran Rara yang terdiam. Tak ada lagi percakapan. Masing-masing asyik menikmati makanan di jam istirahat pertama itu sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dilanjutkan. Hari“ ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi. Iya“,” jawab Rara pendek.
wafer untukku. Terlalu banyak kalau harus kuhabiskan sendiri.” Makasih“ ya, Sha,” kata Rara. Tuh“ kan.. Enak kalau tidak punya adik atau kakak. Tidak harus berbagi,” kata Rara lagi. Iya“ memang.. tapi juga tidak ada yang diajak main, tidak ada teman bercanda, tidak ada yang suka menyambut dan menciumi kalau pulang sekolah,” kata Shasa, teringat ulah Rina yang selalu lari keluar setiap kali mendengar mobil jemputan Rara tiba. Sekarang giliran Rara yang terdiam. Tak ada lagi percakapan. Masing-masing asyik menikmati makanan di jam istirahat pertama itu sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dilanjutkan. Hari“ ini giliran kamu yang diantar lebih dulu ya?” tanya Shasa sambil membereskan tas dan buku-buku setelah bel tanda berakhirnya jam sekolah berbunyi. Iya“,” jawab Rara pendek.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
masih 0 komentar untuk ADIK KU TERSAYANG bagian 2
Posting Komentar