tak mengerti. Iya“. Kami semua di sini ikut les dari Senin sampai Jumat” Kadang“-kadang hari Sabtu dan Minggu juga!” sahut seorang anak laki-laki berambut keriting, bernama Dido. Teman-teman baru Ranu ramai berceloteh tentang aneka les yang harus mereka ikuti, les pelajaran sekolah sampai les piano atau les lukis. Teman- teman Ranu yang bersekolah jauh dari perumahan bercerita tentang kemacetan Jakarta yang membuat mereka harus berangkat lebih awal ke sekolah agar tak terlambat, akibatnya pulang sekolah mereka lelah. Tidak bertenaga lagi untuk main. Karena asyik mengobrol dan bermain, tak terasa hari sudah sore. Mereka harus segera pulang
ke rumah masing-masing. Sebelum berpisah, Ranu dan teman- temannya sepakat akan kembali bermain bersama di lapangan itu setiap hari Sabtu dan Minggu, juga saat libur sekolah. Dengan gembira Ranu pulang. Sesampainya di rumah, Ranu langsung memeluk ayahnya erat- erat, Ayah“, terima kasih bola basketnya.” Kamu“ suka?” tanya Ayah. Iya“ ayah. Bola basket ini membawaku pada banyak teman- teman baru,” dengan penuh semangat Ranu bercerita tentang teman-teman baru yang ditemuinya tadi di lapangan basket juga janji mereka untuk kembali bertemu di lapangan basket tiap akhir pekan dan libur sekolah. Ayah benar, si bundar ini memang ajaib! aku belum pernah melihatmu,” Dion duduk disamping Ranu “Kamu suka basket?” Ranu tersenyum dan mengangguk Iya“. Dulu aku lebih senang main sepak bola, tapi di sini ndak ada lapangan bola. Ya sudah aku main basket saja.” Aku“ juga suka main basket. Kita main sama-sama yuk” ajak Dion ramah. Mana“ asyik. Kita kan, cuma berdua” Tenang“ … aku akan panggil teman- teman lain” Belum sempat Ranu menjawab, Dion sudah berlari pergi. Sepuluh menit kemudian, Dion datang kembali bersama sepuluh anak- anak seumuran Ranu; delapan laki-laki dan dua perempuan. Ini“ aku kenalkan sebagian teman- temanku di perumahan ini. Sebagian yang lain masih les” Les“? Hari Sabtu begini?” tanya Ranu
tak mengerti. Iya“. Kami semua di sini ikut les dari Senin sampai Jumat” Kadang“-kadang hari Sabtu dan Minggu juga!” sahut seorang anak laki-laki berambut keriting, bernama Dido. Teman-teman baru Ranu ramai berceloteh tentang aneka les yang harus mereka ikuti, les pelajaran sekolah sampai les piano atau les lukis. Teman- teman Ranu yang bersekolah jauh dari perumahan bercerita tentang kemacetan Jakarta yang membuat mereka harus berangkat lebih awal ke sekolah agar tak terlambat, akibatnya pulang sekolah mereka lelah. Tidak bertenaga lagi untuk main. Karena asyik mengobrol dan bermain, tak terasa hari sudah sore. Mereka harus segera pulang
ke rumah masing-masing. Sebelum berpisah, Ranu dan teman- temannya sepakat akan kembali bermain bersama di lapangan itu setiap hari Sabtu dan Minggu, juga saat libur sekolah. Dengan gembira Ranu pulang. Sesampainya di rumah, Ranu langsung memeluk ayahnya erat- erat, Ayah“, terima kasih bola basketnya.” Kamu“ suka?” tanya Ayah. Iya“ ayah. Bola basket ini membawaku pada banyak teman- teman baru,” dengan penuh semangat Ranu bercerita tentang teman-teman baru yang ditemuinya tadi di lapangan basket juga janji mereka untuk kembali bertemu di lapangan basket tiap akhir pekan dan libur sekolah. Ayah benar, si bundar ini memang ajaib!
masih 0 komentar untuk SI BUNDAR AJAIB bagian 3
Posting Komentar