kantor pusat di Jakarta. Hm“ … mungkin oleh-oleh ayah kali ini bisa membuatmu gembira.” Ayah mengeluarkan sebuah bola basket dari dalam tas kresek hitam. Ayah“ lihat ada lapangan basket di ujung perumahan kita. Kamu bisa bermain-main di sana. Memang lapangan basket itu tidak seluas lapangan bola di samping rumah kita dulu. Namun, setidaknya kamu bisa punya tempat bermain” jelas ayah. Tapi“ Ranu ndak punya teman. Mana enak bermain sendirian.” jawab Ranu kesal. Sudah“, coba saja main di lapangan
basket di sana,” kata ayah menghibur Ranu yang makin cemberut. Keesokan harinya, Ranu mencoba main di lapangan basket di ujung perumahan. Letaknya hanya berselisih lima rumah dari rumah Ranu.anya dan bertanya, Kok“ diam saja, sakit ya? Biasanya kamu selalu ribut minta oleh-oleh setiap ayah pulang dari kantor.” Ranu“ ndak sakit, Bu.” Lalu“ kenapa nak?” tanya ayah sambil duduk di samping Ranu. Ranu“ ingin kembali ke Yogya saja,” jawab Ranu. Lho“ kenapa?” tanya ibu heran. Di“ sini Ranu ndak punya teman. Mau main di halaman rumah juga ndak bisa. Main di luar juga ndak ada lapangan” jawab Ranu dengan wajah muram. Keluarga Ranu baru satu bulan tinggal di Jakarta. Sebelumnya, mereka tinggal di Yogyakarta. Keluarga Ranu pindah ke Jakarta karena Ayah Ranu pindah tugas ke
kantor pusat di Jakarta. Hm“ … mungkin oleh-oleh ayah kali ini bisa membuatmu gembira.” Ayah mengeluarkan sebuah bola basket dari dalam tas kresek hitam. Ayah“ lihat ada lapangan basket di ujung perumahan kita. Kamu bisa bermain-main di sana. Memang lapangan basket itu tidak seluas lapangan bola di samping rumah kita dulu. Namun, setidaknya kamu bisa punya tempat bermain” jelas ayah. Tapi“ Ranu ndak punya teman. Mana enak bermain sendirian.” jawab Ranu kesal. Sudah“, coba saja main di lapangan
basket di sana,” kata ayah menghibur Ranu yang makin cemberut. Keesokan harinya, Ranu mencoba main di lapangan basket di ujung perumahan. Letaknya hanya berselisih lima rumah dari rumah Ranu.
masih 0 komentar untuk SI BUNDAR AJAIB bagian 1
Posting Komentar